Tuesday 3 October 2017

TAK MENUJU

Di bawah gelap malam, angin, bintang yang meriuh, bulan tampak membesar membentuk senyuman. Hilang di antara gedung-gedung tinggi. Masih ada bintang. Senyumku menabuh tawa hening bagai resonansi tinggi semesta. Semesta sendiriku yang nyaman. Tentram narsistik berkabut diri.
Malam ini, tak ingin ku  menukar semestaku untuk sepasang. Seorang perasa, yang sulit kuterka inginnya.
Aku sendiri tak mampu. Saat berpagar topeng transparan bening bagai kaca dingin yang merefleksikan kebalikan asa dan pikiranku. Spektrum yang terbias mudah menipu sekelilingku. Mudah bagiku dalam tahapan itu, membuang semua pada otak belakang. Seperti memori leluasa yang tak bisa terhapus, tak bisa dicari. Hilang tertinggal rasa. Dan inderaku mengering meluruh bersama waktu sadarku. Momentum ini membuatku lelah. Tak mampu berpikir karena penat seluruh inderaku terforsir diraung badai. Badai malaikat maut. Mendadak, menguji waras, mengatur waktu dan causa mortisnya. Tangan yang menjadi saksi kehidupan. Juga yang bersaksi kematian. Dengan kassa kusimpulkan pada tubuh yang masih lemas pucat, teraba dingin di ujung superfisialnya. Masih membara melokal sekitaran jantung. Sisa darah berdenyut tak terpalpasi.
Selamat jalan jiwa yang kujaga semalam. Tiada haru biru dari orang terdekatmu. Benci dendan mungkin tak mereka tampakkan. Mereka hanya ingin segera pergi dari sini. Melupakan penolakan akan awal dari sebuah tujuan.
Mampukah kau pahami dari ceritaku yang sepenggal. Tiap kali kucoba utarakan namun hanya teriakan tanpa suara tanpa wujud yang terlihat. Surat yang kutulis hanya mampu tertampung pada satu baris kalimat, tumpang tindih karena kutulis pada awal, kutulis pada akhir tiada tanda baca
"Kita tak pernah tahu bagaimana hal - hal berjalin. Seluas jaring nelayan, seindah jaring laba - laba, serumit sisik ikan, sekuat jaringan ikat tubuh manusia, serapuh tubuhnya"
Setatapan memahami yang hanya datang dari mengalami. Menyesali dalam hati mengapa selalu ada sela ketika rasanya aku hampir sampai pada sesuatu.

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. 👏👏👏 kerenn kerenn mengajarkan tegar dan iklas

    ReplyDelete
  3. Tnx bro. Ikhlas nya yg masih sering susah

    ReplyDelete
  4. Lanjut dan smngat trussss, aku tunggu epsd slnjutnya. 💪💪💪💪

    ReplyDelete